Kredit BNI hingga Akhir 2023 Rp695 T, Ini Sektor Unggulannya
Bank pelat merah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) mencatatkan penyaluran kredit mencapai Rp695 triliun sepanjang tahun 2023. Jumlah itu bertumbuh 7,6% secara tahunan atau year on year (yoy).
Penyaluran kredit tersebut terutama didorong oleh ekspansi di segmen berisiko rendah, yaitu korporasi blue chip baik swasta dan BUMN, kredit konsumer, dan perusahaan anak. Korporasi blue chip swasta tumbuh 14,3% yoy, blue chip BUMN tumbuh 11,8% yoy, kredit konsumer tumbuh 13,6% yoy, serta perusahaan anak yang tumbuh 134% yoy.
Adapun, kontribusi Perusahaan Anak ini ditopang oleh penguatan kinerja yang sustain seiring dengan transformasi pPerusahaan anak yang sedang berjalan seperti di BNI Finance dan hibank.
BNI Finance https://38.180.106.158/ melakukan refocusing bisnis ke pembiayaan segmen konsumer, sehingga dapat melengkapi pilihan produk BNI Group melalui pemberian kredit kendaraan bermotor (KKB). BNI Finance telah berhasil membukukan kredit konsumer sebesar Rp2,4 triliun atau tumbuh 1.211% yoy dengan new booking selama tahun 2023 mencapai Rp2,7 triliun.
Bank digital hibank, sebagai penyedia solusi finansial terintegrasi berbasis digital khususnya pada segmen UMKM, berhasil membukukan pertumbuhan kredit segmen UMKM mencapai 94% yoy.
Perusahaan Anak lainnya seperti BNI Sekuritas Group, BNI Life dan BNI Ventures juga turut memberikan kontribusi kepada BNI secara konsolidasi sehingga ke depannya akan menjadi new dan future growth engine bagi BNI Group.
Seiring dengan pertumbuhan penyaluran kredit tersebut, BNI juga telah menjaga kualitas portfolio kreditnya. Hal ini tercermin dari penurunan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) dan rasio kredit dalam risiko atau loan at risk (LaR).
Rasio NPL pada akhir 2023 telah berada di level 2,14%, membaik dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 2,81%, dan LaR pada 2023 berada di level 12,9%, juga mengalami perbaikan dari posisi tahun 2022 pada level 16%.
Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini menyampaikan, di tengah berbagai tantangan eksternal di tahun 2023, terutama terkait dengan peningkatan risiko geopolitik, tingginya inflasi dan suku bunga global khususnya di Amerika Serikat, dan perlambatan ekonomi di Tiongkok, pihaknya mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga kinerja tetap solid dan memberikan return yang optimal bagi para shareholders.
“Berdasarkan sektor ekonomi, seluruh sektor secara umum tumbuh positif dengan kontributor terbesar antara lain dari sektor perdagangan, industri manufaktur, energi, dan jasa dunia usaha,” kata Novita.