Usai viral karena aksinya melunasi utang kredit pemilikan rumah (KPR) saat tidak memiliki penghasilan, artis sekaligus jebolan GADIS Sampul 1995 silam ini berbagi cerita bahwa dirinya kini hidup bebas utang.
“Gak ada (utang lagi), mobil dulu nyicil tapi sudah lunas, kartu kredit aku nggak tutup tapi nol (cicilannya) itu sudah empat tahun yang lalu. Limit tahunanku juga kecil karena aku nggak berani ngambil gede,” ujar Andhara dalam Podcast Cuap Cuap Cuan (5/5).
Andhara juga mengatakan bahwa sejak dulu memang tidak pernah suka berutang. Dia pun mengajari anaknya agar selalu membayar apapun secara tunai.
Financial Expert Ayyi Achmad Hidayah yang juga hadir dalam podcast tersebut mengatakan bahwa utang merupakan penyakit yang bisa membuat orang bangkrut dan menjadi sumber perpecahan rumah tangga.
Berikut adalah pandangan Ayyi seputar aksi Andhara melakukan pelunasan utang KPR.
Utang memang harus dilunasi
“Berkaca dari kasusnya Early ini, kebetulan income sedang tidak teratur dan tabungan menipis, keputusan menutup KPR adalah sangat tepat karena terlambat sedikit saja berbahaya karena kita nggak pernah tahu kapan Early dan suami kembali mendapat penghasilan, apalagi bunga bank sedang naik (cicilan KPR bisa naik),” ujar Ayyi.
Ayyi menambahkan bahwa jika utang tersebut belum lunas, bisa saja keuangan rumah tangga Andhara semakin bermasalah lantaran di saat cicilan KPR naik, tabungan terkuras, dia tetap harus mencukupi kebutuhan sehari-harinya.
Andhara juga sudah melakukan perhitungan dengan seksama, berapa pengeluaran yang harus dibayarkan ketika dirinya memutuskan untuk tetap mencicil. Hasilnya, total cicilan dan beban bunga itu cukup besar, bahkan setara dengan harga rumah baru.
Dalam perencanaan keuangan, adapun cicilan utang maksimal yang bisa diambil adalah maksimal 30% dari pemasukan bulanan. Sementara itu total utang dianggap wajar jika nilainya tidak melebihi 50% dari total aset yang dimiliki.
Mengingat utang akan menimbulkan pengeluaran pasif dan menggerus kekayaan bersih, sangat penting bagi kita semua untuk melunasi seluruh utang konsumtif bila masih ada aset yang tersisa.